Ketika hidup kehilangan makna maka yang terjadi adalah kita kehilangan jiwa, kehilangan kebahagiaan dan keriangan. Jiwa ini ada karena kebanggaan, ketika jiwa tak lagi bangga maka ia tak tahu eksistensinya, maka jiwa menjadi redup, hampa dan merana bahkan mati.
Jiwa membutuhkan kepastian dan sandaran akan mengapa ia harus ada dan untuk apa. Kepastian itu biasanya disandarkan pada pemimpin. Keberadaan pemimpin adalah sebuah alasan jiwa untuk berbangga, ketika pemimpin tidak pantas untuk dibanggakan maka jiwa pun menjadi merana.
Maka dari itu pemimpin bangsa adalah simbol jiwa bangsa tersebut. Seharusnya seorang pemimpin adalah seorang psikolog , seorang mentalis yang mampu membangun karakter pada bangsanya. Ketika pemimpin bangsa tersebut tak lagi bersuara pastilah bangsa itu akan bisu, dan jika pemimpin bangsa itu diam tak bergerak maka pastilah bangsa itu akan lumpuh. Dan jika pemimpin tersebut kehilangan visi maka disitulah kematian bangsa tersebut.
Pemimpin pengecut tidaklah harus lari dari tempatnya , pemimpin pengecut tidak harus tampak kebingungan dan kehilangan ketenangan, namun pemimpin pengecut adalah pemimpin yang tidak berpihak pada kebenaran dan bergerak diatas manipulasi pikirannya. Pemimpin pengecut adalah pemimpin yang tidak memiliki karakter dan skeptis ( ragu dan abu-abu )dalam bersikap.
Jika bangsa punya pemimpin yang seperti itu maka Tuhan akan membisu dan tak akan menjawab semua doa. Tuhan akan menjauh dan akan menahan berkah dari langit.
Tanpa adanya pengaruh pemimpin maka ibarat rumah tak beratap , tubuh tak berjiwa. Maka pasti akan banyak jiwa merasa kehilangan alasan untuk hidup, akan ada banyak jiwa yang mati dan kehilangan harapan, terasa hampa dan kosong.
Maka kembalilah bangkit dengan jiwamu yang jujur dan bebas.
0 Comments