Indonesia yang dikenal sebagai negara kaya raya dengan sumber daya alam yang berlimpah dengan semboyannya gemah ripah loh jinawi ini mempunyai apa saja yang potensial untuk memakmurkan rakyatnya. Negara ini berlimpah kekayaan dengan sumber daya alamnya, seperti sumber energi. minyak dan gas bumi, batu bara, sumber energi nabati, dan sumber energi lain bahkan potensi gas nuklir.
Dengan wilayah yang amat luas, dan termasuk berpenduduk terbesar yang tentunya dapat digunakan untuk tenaga kerja produktif dengan sumber daya alam yang berlimpah. Akan tetapi sampai saat ini rakyat masih hidup dalam keterbelakangan secara ekonomi, politik dan kebudayaan. Kekayaan alam yang besar dan berlimpah tidak dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat karena seluruh kekayaan alamnya dirampas oleh imperialis melalui kaki tangannya di Indonesia.
Perluasan pertambangan bersakala besar di Indonesia bukanlah kepentingan rakyat atau negeri sendiri tetapi pertambangan ini tidak lain adalah untuk kepentingan Negara imprealis dalam memperkaya dirinya untuk terus mengeruk, mengambil sumber daya yang ada di Indonesia melalui mesin politik yaitu kelas borjuasi besar pemegang kekuasaan terbesar yang pro-imprealis, kelas inilah yang kemudian menjaga ketat berlangsungnya aktifitas imprealis dengan menggunakan alat-alat penindas rakyat demi untuk memuluskan monopolinya, mereka ini tidak segan-segan merampas kebun, persawahan rakyat (tanah-tanah rakyat) dengan penuh kekerasan, rakyat menjadi tertindas terpuruk secara ekonomi kekuasaan penuh ada ditangan Negara dengan kebijakannya kekayaan sumber daya alam adalah milik Negara dimana semua aset-aset produksi dinegara ini seperti tanah, air, udara dan lainya dikuasai Negara secara penuh.
Bagaimana pemerintah akan menciptakan lapangan kerja baru? Jika, pada kenyataannya, anggaran yang diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur pun masih sangat kecil. Bagaimana akan memberikan iklim investasi yang kondusif? Sementara syarat untuk ekonomi tak memadai dan hanya untuk kepentingan segelintir orang terutama negara asing.
Sungguh tragis nasib raykat, seperti pepatah ayam mati di lumbung padi...