Illustrasi (Foto Dok : 1491medan) |
"Dalam sejarah, tak ada kebijakan publik lain yang mendapat perlawanan masyarakat sebesar naiknya harga BBM," kara Adjie dalam siaran pers BBM, BLT, dan Efek Elektoralnya di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Utara, Minggu (11/3/2012).
LSI sendiri sudah tiga kali membuat survei opini masyarakat menyikapi kenaikan BBM, menjelang kebijakan tersebut diberlakukan. Survei tersebut diadakan pada 2005, 2008, dan 2008.
Dari tiga survei tersebut, penolakan terhadap kebijakan menaikkan BBM selalu di atas 70 persen. Pada 2005, ada 82,3 persen responden menolak; 2008, ada 75,1 persen; sedangkan 2008 melonjak hingga 86,60 persen.
Menurut Adjie, kebijakan menaikkan harga BBM berpengaruh besar pada tingkat dukungan masyarakat ke Presiden SBY. Selain itu, partai pemerintah juga diperkirakan mengalami nasib yang sama. "Dukungan atas Partai Demokrat dan SBY segera anjok ke posisi terendah sejak 2009.
Survei LSI dilakukan pada 5 sampai 8 Maret 2012 dengan metode acak dengan melibatkan responden dari seluruh Indonesia. Sebanyak 440 responden dibekali handset LSI yang sudah diprogram untuk menjawab survei tertulis.
Survei ini diklaim LSI memiliki tingkat akurasi margin of error 4,8 persen. Metode ini merupakan inovasi LSI untuk mensurvei sebuah peristiwa yang masih hangat.
sumber : okezone.com