Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menyebutkan ada empat jenis jajanan yang paling berbahaya. Keempat jenis makanan itu dinilai bermasalah dari sisi kebersihan dan sanitasi.
Hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan menunjukkan hampir separuh atau 44 persen jajanan anak yang dijual pedagang kaki lima tidak sehat dan mengandung zat adiktif.
Di antara jajanan yang berbahaya itu, menurut Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya BPOM Mustofa ada empat jajanan (kaki lima) yang paling berbahaya.
"Jajajan paling berbahaya nomor satu adalah es," kata Mustofa dalam seminar "Cermati Kandungan Nutrisi Jajanan Anak” di Jakarta, Kamis (17/09), seperti dikutip Tempo.co.
Mustofa—yang pernah menjadi Kepala Besar POM di beberapa daerah, seperti Bengkulu, Mataram, dan Pontianak—menjelaskan bahan baku dari es balok yang dijual pedagang kali lima biasanya berasal dari air mentah. "Selain mentah, tidak tahu pasti sumber airnya dari mana," ujarnya.
Jajanan anak paling berbahaya kedua adalah sirup. "Sirup yang dijual pedagang kaki lima biasanya mengandung zat pewarna dan pemanis," tutur Mustofa.
Menurut dia, bahan-bahan campuran yang digunakan biasanya dimasukkan secara berlebihan. Misalnya, zat pewarna yang dicampurkan begitu banyak hingga menghasilkan warna-warna minuman mencolok yang menarik perhatian anak-anak.
Ketiga, Mustofa melanjutkan, jajanan yang paling berbahaya yang sering dibeli anak-anak adalah jeli. Sama seperti sirup, jeli juga memiliki kandungan zat pewarna serta pemanis yang berlebihan.
Jajanan anak keempat yang paling berbahaya yang sering dijumpai di jalanan adalah bakso. "Biasanya bakso ditambahkan zat pengenyal atau boraks atau formalin," ucapnya. Dua bahan tersebut mutlak tidak boleh digunakan untuk makanan.
Empat jenis jajanan tersebut, Mustofa melanjutkan, merupakan empat besar jajanan berbahaya yang sangat diminati anak-anak. Karena itu, dia mengimbau agar orang tua mengawasi jajanan yang dibeli putra-putrinya.